Pembenihan Ikan Kerapu infoikan.com Pembenihan merupakan upaya untuk mendapatkan keturunan dalam jumlah banyak yang hasilnya nanti tenu di jual.
Untuk kerapu, segmen pembenihannya merupakan usaha yang menguntungkan karena selalu adanya peningkatan permintaan dari tahun ke tahun, baik dari dalam dan luar negeri.
Selain itu, usaha ini bisa dilakukan pada skalarumah tangga maupun industri.
Berikut tahapan sebelum melakukan pembenihan ikan kerapu yang sesuai dengan pengalaman para petani ternak ikan.
Pemilihan lokasi sangat penting dalam pembenihan. Kesalahn dalam pembenihan lokasi akan menyebabkan kesulitan proses produksi.
Ada beberapa persyaratan lokasi untuk pembenihan ikan kerapu yang harus diperhatikan, baik teknis maupun nonteknis.
Baca juga:
Jenis ikan Kpau yang Umum di pelihara
Habitat Ikan Kerapu
Teknik Budidaya ikan kerapu cepat Besar
Ada beberapa faktor teknis yang harus dikondisikan sesuai dengan karakteristik kerapu.
Pertama, letak unit pembenihan yang akan di bangun sebaiknya berada di tepi pantai untuk memudahkan perolehan sumber air laut.
Pantai tidak boleh terlalu landai dan kondisi dasar laut sebaiknya tidak berlumpur. Lokasi juga harus mudah di jangkau untuk memperlancar transportasi.
Lokasi pembenihan bisa saja agak jauh dari pantai, tetapi bisa menambah biaya produsi karena air harus langsung diambil dari laut.
Kedua adalah sumber air. Sumber air yang digunakan harus memenuhi syarat standar pembenihan kerapu.
Selain sirkulasinya harus baik, kriteria lain menjadi syarat sumber air sebagai berikut.
- Air laut harus bersih, tidak tercemar, salinitas 28-35 ppt, dan suhu 30-31 derajat c.
- Air laut dapat dipompa minimal 20 jam per hari.
- Tersedia sumber air tawar dengan salinitas maksimal 5 ppt.
- Air memiliki ph 7,8-8,3 dan kandungan oksigen 5 ppm.
- Sumber air tidak tercemar bahan kimia berbahaya. Kandungan nitrit 1 ppm, nitrit 150 ppm, dan amoniak 0,01 ppm.
Setelah itu, sebaiknya lokasi pembenihan kerapu harus dekat dengan lokasi untuk mendapatkan induknya.
Dengan demikian, kualitasnya akan lebih terjamin. Induk yang jauh lokasinya akan membutuhkan transportasi yang rumit dan biaya yang tidak sedikit.
Faktor non teknis merupakan komponen yang juga harus di perhatikan. Jika tidak dipenuhi, faktor non teknis juga menjadi kendala.
Sarana transportasi Pembenihan
Sarana transportasi sangat menunjang dalam usaha pembenihan, terutama yang letaknya jauh dari pemungkiman.
Sarana transportasi dapat di gunakan untuk mengangkut barang, benih, dan pakan.
Sumber listrik Pembenihan
Sumber listrik sangat di butuhkan untuk keperluan pembenihan. Beberapa diantaranya untuk memompa air, blower oksigen, penghangat air, dan penerangan.
Bahkan, kultur pakan alami juga membutuhkan lampu untuk mendukung kehidupannya.Sumber listrik di butuhkan selama 24 jam.
Keamanan Pembenihan
Faktor keamanan harus diperhatikan karena biasanya benih kerapu bisa saja di ambil orang atau hewan liar. Untuk itu, pastikan lokasi pembenihan aman dari keduanya.
Sesuai peruntukan
Usaha pembenihan harus memiliki izin usaha, apalagi yang sudah di buat permanen.
Perizinan lokasi sesuai dengan rencana umum tata ruang daerah/wilayah.
Dengan demikian, tidak ada masalah yang berhubungan dengan perizinan dikemudian hari.
Desain dan tata letak untuk pembenihan harus dilakukan sebaik mungkin. Mula dari fungsi desain, tata letak, skala produksi, sampai sarana dan prasarana harus di persiapkan dengan baik.
1. fungsi desain dan tata letak
Desain dan tata letak unit pembenihan adalah penataa ruangan dan lay out. Dengan demikian, aktivitas dalam proses produksi dapat berjalan lancardan untuk mencegah adanya kontaminasi silang.
Efisiensi waktu dan tenaga kerja serta efektivitas penggunaan sarana dan prasarana pembenihan harus menjadi pertimbangan dalam membangun sebuah hatchery pembenihan.
2. Skala produksi
Pembenihan kerapu dibedakan menjadi dua bagian, yaitu pembenihan skala lengkap dan skala rumah tangga. Perbedaan keduanya terletak pada kelengkapan fasilitas yang dimiliki.
Pembenihan kerapu skala lengkap harus terdapat fasilitas pemeliharaan larva, pakan alami, pemeliharaan induk dan laboratorium.
Sementara itu, pembenihan kerapu skala rumah tangga di awali dari penetasan telur tanpa adanya pemijahan induk.
Selain itu, kegiatan kultur pakan alami dilakukan pada skala massal tanpa adanya kultur murni dalam laboratorium maupun intermediet seperti halnya pada pembenihan skala lengkap.
3. Sarana dan prasarana
Pembenihan kerapu tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana.
Kemudahan transportasi serta ketersediaan bahan dan peralatan untuk kegiatan pembenihan harus mudah, murah, dan cepat didapat.
a. Fasilitas utama
Fasilitas utama pada pembenihan kerapu terdiri atas berbagai wadah dan peralatan antara lain sebagai berikut.
- WADAH PEMELIHARAAN LARVA
Digunakan untuk memelihara larva setelah telur kerapu menetas. Bentuk bak pemeliharaan larva bisa bulat, segi empat, dan semi oval dengan daya tampung sekitar 10 m3.
Dengan volume sebesar itu, manajemen perawatan, aerasi, pencahayaan, dan pengelolaan air harus dilakukan dengan baik.
Untuk bak segi empat, disarankan untuk setiap sudutnya di buat melengkung supaya benih tidak terkumpul pada sudut tersebut dan sirkulasi air dapat berjalan dengan baik.
Bak larva sebaiknya ditempatkan didalam ruangan untuk menghindari fluktuasi suhu dan air terjun.
Bak dapat di tutup plastik untuk mempertahankan suhu agar tetap ideal, terutama pada malam hari.
- WADAH KULTUR PAKAN ALAMI Ikan Kerapu
Merupakan tempat memperbanyak pakan alami. Pakan alami yang diperlukan antara lain rtifera, artemia, dan fitoplankton.
- KETERSEDIAAN AIR LAUT Ikan Kerapu
Harus dalam keadaan bersih sehingga mendukung pembenihan. Air laut di pompa dengan membuat sumur pompa di dalam laut atau dengan menanam pipa di dasar laut.
- AIR TAWAR
Digunakan untuk menjaga keseimbangan salinitas pada bak dan bak kultur pakan alami. Fluktuasi air laut yang tidak pasti membuat air tawar di butuhkan.
- SISTEM FITRASI DAN TANDON AIR
Diperlukan untuk menyaring air, terutama pada bak tandon. Bak tandon akan diisi air yang berasal dari laut sehingga perlu di filtrasi sebelum masuk ke dalam bak.
Dengan memiliki bak tandn, tenaga listrik bisa lebih hemat, terutama ketika mati listrik.
- SISTEM AERASI
Sebagai suplai oksigen untuk ikan. Salah satu sarana yang sering digunakan adalah blower. Benih atau larva kerapu membutuhkan kandungan oksigen yang baik.
Selain itu, dengan populasi yang banyak, tentu saja ikan membutuhkan oksigen yang juga lebih banyak.
- BAK PENAMPUNG TELUR
Letaknya bersebelahan dengan bak induk, tepatnya pada saluran pembuangan air permukaan bak induk. Bak penampungan telur akan menerima limpasan air dari bak induk.
Bila telur yang di buahi melayang, dengan adanya aliran air terus menerus pada bak induk, air limpasan yang membawa telur akan mengalir masuk ke bak penampungan telur.
Fasilitas pendukung
Selain fasilitas utama, diperlukan fasilitas pendukung kerapu listrik, gudang, mess karyawan, dan rumah genset.
Fungsi fasilitas pendukung untuk memperlancar kegiatan pembenihan kerapu.
Induk kerapu harus di perlakukan dengan baik dan jangan sampai mengalami stres, misalnya karena terlalu padat atau gangguan dari luar induk yang stres akan berpengaruh pada pemijahan dan hasilnya.
1. Sifat induk Ikan kerapu
Induk kerapu bersifat hermaprodit protogini, yaitu perpindahan dari jenis kelamin betina perlahan-lahan gonadnya berubah menjadi jantan secara parsial.
Fekunditas kerapu macan sekitar 400.000 butir peer kg induk betina dengan laju penetasan atau HR 70%.
2. MEMBEDAKAN INDUK Ikan Kerapu
Untuk menentukan jenis kelamin kerapu jantan dan betina memakai metode kanulasi yang mampu mengisap telur atau sperma atau dengan metode stripping.
Jadi, bila bagian perut di urut, kerapu betina akan mengeluarkan telur, sedangkan jantan akan mengeluarkan sperma.
3. Asal induk Ikan Kerapu
Induk yang digunakan dalam pembenihan harus berkualitas, baik itu berasal dari tangkapan alam atau hasil budidaya. Induk yang berasal dari budidaya harus di buat induk pokok.
Induk ikan keturunan pertama dari induk dasar harus memenuhi standar mutu kelas induk pokok. Induk dasar merupakan induk keturunan pertama dari induk penjenis yang memenuhi standar mutu kelas induk dasar.
Induk penjenis adalah induk ikan yang dihasilkan di bawah pengawasan instalasi pemerintah.
4. Bak induk Ikan Kerapu
Bak induk kerapu biasanya memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai tempat pemeliharaan dan pemijahan.
Untuk kedua fungsi tersebut di gunakan dua sistem pembuangan air, yaitu pembuangan air melalui air permukaan biasanya di lakukan pada malam hari sekaligus kegiatan pengumpulan telur kerapu.
Hal itu karena pemijahan kerapu alami terjadi pada malam hari dan telurnya bersifat terapung pada permukaan air.
Sebelum digunakan, bak induk harus disterilisasi dengan kaporit 100-150 ppm dan di biarkan selama 1-2 hari.
Bilas bak tersebut dengan air tawar, lalu dikeringkan. Selanjutnya, isi bak dengan air laut bersih pengisian air dilakukan sekitar setengah volume bak induk.
5. Pakan Ikan Kerapu
Pakan untuk induk kerapu di berikan sekitar 3% dari berat tubuhnya sehari sekali, yaitu pada pagi hari sebelum pergantian air.
Pakan di berikan dalam bentuk segar berupa ikan rucah, seperti belanak, sardin, dan cumi-cumi.
Cumi-cumi di berikan dengan tujuan membantu proses pematangan gonad dan meningkatkan kualitas telur kerapu.
Vitamin perlu di berikan pada induk kerapu dengan tujuan menjaga kesehatan induk, mempercepat kematangan gonad, dan meningkatkan kualitas telur. Vitamin yang biasanya di berikan adalah vitamin B, C, E.
6. Pengaturan air Ikan Kerapu
Untuk menjaga kualitas air bak pemeliharaan induk kerapu, dilakukan pergantian air sampai 200-300% perhari.
Pada pagi hari, air diturunkan dan dipertahankan ketinggiannya sekitar 50% dari volume bak untuk tujuan manipulasi lingkungan.
Pada sore hari, air kembali di naikkan sampai penuh dan air permukaan disirkulasi sehingga mendukung proses pemijahan alami.
Induk yang sudah matang gonad biasanya menunjukkan ciri-ciri yang menonjol, baik dari fisik maupun tingkah lakunya.
Induk betina matang gonad perutnya lebih buncit dan pada awal pemijahan biasanya mengalami penurunan nafsu makan. Pemijahan kerapu dapat berlangsung secara alami maupun buatan.
Pemijahan alami terjadi bila induk betina mengeluarkan telur secara alami tanpa bantuan manusia. Pemijahan secara massal atau berkelompok lebih memberikan hasil dari pada 1 jantan dengan 1 betina.
Untuk melakukan pemijahan dengan manipulasi lingkungan, air harus selalu di ganti sebanyak 100%.
Perbandingan jantan dan betina bisa 1:1 atau 1:2 dengan kepadatan induk tidak lebih 5 kg/m3.
Pada pemijahan alami, induk kerapu di masukkan ke dalam bak induk kemudian, di dalam bak di beri kejutan dengan teknik penjemuran dan mengalirkan air.
Metode penjemuran dilakukan dengan menurunkan permukaan air pada siang hingga sore hari sampai ketinggian air di bak tersisa 40-50 cm.
Selanjutnya, air di alirkan sepanjang malam sampai memenuhi bak. Perlakuan seperti itu dilakukan setiap hari untuk memacu hormon pemijahan yang merangsang pematangan gonad.
Perubahan suhu 2-5 derajat c sangat berpengaruh pada proses pemijahan.
Suhu yang di terima kulit ikan akan diteruskan ke otak, yaitu kelenjer hipotalamus dan condo spinalis yang akan menghasilkan hormon gnrh dan lhrh.
Selanjutnya, hormon tersebut akan merangsang kalenjer pituitarisebagai penghasil hormon hcg, lalu hormon tersebut akan merangsang kelamin untuk berproduksi.
Pemijahan akan terjadi setelah perubahan suhu dilakukan terus menerus. Waktu pemijahan biasanya terjadi antara pukul 20.00-05.00.
Setelah terjadi pemijahan, pemanenan telur dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan egg cllector yang dipasang pada saluran pembuangan air permukaan bak induk.
Pemijahan juga bisa dilakukan melalui metode rangsangan hormon. Namun setelah di beri hormon, induk dibiarkan memijah secara alami.
Perangsangan hormon memang di butuhkan keterampilan yang lebih karena harus dilakukan dengan benar.
Ikan kerapu yang di berikan rangsangan hormon dapat memudahkan persiapan dan menentukan jadwal pemijahan.
Pemijahan buatan terjadi karena pertemuan antara laut dan sperma dilakukan dengan bantuan manusia.
Langkah awal telur pemijahan ini adalah dengan menyeleksi induk jantan dan betina.
Untuk mempermudah induk dapat di bius terlebih dahulu. Seleksi pada induk betina dapat dilakukan dengan bantuan selang kanulasi atau kateter berdiameter 1 mm di masukkan ke dalam lubang genital sedalam 5-10 cm, selanjutnya telur di hisap.
Kemudian, selang kanulasi di cabut secara perlahan. Selanjutnya, seleksi induk jantan dapat dilakukan dengan cara mengurut bagian perutnya ke arah kelamin.
Telur yang telah di panen dapat dipindahkan ke dalam bak atau bak fiber transparan yang telah diisi air laut bersih.
Telur dipisahkan dari kotoran dengan menggunakan sering bermata jaring 1 mm sehingga kotoran akan tersaring pada saringan tersebut.
Di dalam media tersebut akan terdapat telur di permukaan, melayang, dan tenggelam.
Telur di permukaan adalah telur yang terbuahi sempurna, telur yang melayang adalah telur yang kurang sempurna di buahi dan telur yang tenggelam adalah telur yang tidak di buahi.
Sebaiknya, gunakan telur yang hanya ada di permukaan, yaitu yang terbuahi sempurna.
Telur yang melayang dan tenggelam di buang. Selanjutnya, telur dapat di hitung dengan metode volumetrik.
- telur yang dipanen dimasukkan ke dalam bak liter
- ambil contoh sekitar 50-100 ml sebanyak 5 kali.
- hitung jumlah telur dari setiap pengambilan contoh
- jumlah kan telur dari semua contoh dan di bagi jumlah contoh.
- jumlah kepadatan rata-rata per ml diketahui.
- perkiraan jumlah telur di hitung berdasarkan kepadatan rata-rata dari contoh.
Sebelum dimasukkan ke dalam bak pemeliharaan larva, telur dapat di rendam dalam air laut yang mengandung larutan iodin 20 ppm.
Larutan tersebut berguna untuk membunuh bakteri. Selain itu, perendaman tersebut juga berguna untuk seleksi telur karena setelah di rendam telur yang lemah akan mati dan mengendap.
- gunakan tanki volume 20 liter, masukkan air laut 10 liter berikut telur.
- siapkan larutan berupa campuran 10 liter air laut dengan 60 ml larutan iodin.
- masukkan larutan ke dalam tanki dengan aerasi kuat.
- biarkan selama 15 menit dengan aerasi kuat.
- pindahkan telur ke dalam bak inkubasi yang dilengkapi aerasi lemah dan air mengalir. Kepadatan telur dalam bak inkubasi sebaiknya tidak lebih dari 10 butir/ml.
Pemeliharaan larva kerapu dilakukan setelah pemanenan telur. Pada tahap pemeliharaan larva inilah biasanya banyak terjadi kerawanan karena banyak terjadi kematian.
Sebelumnya, wadahnya harus dipersiapkan terlebih dahulu.
Persiapan bak
Berikut tahap-tahap persiapan bak untuk larva.
- bak yang di gunakan biasanya terbuat dari beton dengan sudut bak tumpul atau bisa juga menggunakan bak fiber. Ukuran bak ideal minimal 10-12,5 m3. sebelum digunakan, bak disterilkan dengan kaporit 100 ppm, lalu di biarkan selama 2 hari.
Setelah itu, bak di cuci dengan detergen dan dibilas air tawar sampai bau kaporit benar-benar hilang.
- pemasangan batu aerasi dilakukan dengan mengatur jarak antar aerasi 0,5-1m, sedangkan dari dasar bak sekitar 10 cm.
- air laut yang di gunakan untuk pemeliharaan harus di filter menggunakan saringan mekanik yang terdiri atas ijuk, pasir kuarsa, batu karang, dan batok kelapa.
- pengisian air ke bak sebaiknya melalui tandon terlebih dahulu, lalu di-treatment dengan desinfektan dan dinetralkan, kemudian didistribusikan ke setiap bak pembenihan.
Pada masing-masing bak pemasukan air laut harus dipasang filter bag untuk menjaga agar air laut untuk pembenihan tetap jernih dan steril.
Telur yang sudah terseleksi di tebar dengan kepadatan 10-15 butir/liter. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut.
- besarnya gelembung aerasi di atur dalam kondisi sedang.
- pada saat telur ditebar terhitung DO.
- setelah di tebar, bak di tutup plastik untuk mempertahankan suhu air sekitar 32 derajat c.
- pengaturan cahay di ruang pembenihan dapat di atasi dengan atap fiber yang di kombinasi dengan asbes.
Jadi, pada musim hujan area pembenihan tetap terasa hangat. Ketika musim kemarau, atapnya dapat di pasang paranet/orchid net agar cahay yang masuk tidak terlalu terik.
Penetasan telur Ikan kerapu
Keeskan harinya atau pada D1, larva akan menetas dan terlihat meyebar di bak. Pada saat itu, dilakukan sampling perhitungan persentase besarnya telur yang menetas. Caranya sebagai berikut.
Sampling dengan pipa pvc diameter 1,5-2 inci panjang 1-1,5 m di masukkan ke dalam media.
Bagian atasnya di tutup plastik, lalu air didalam pipa pvc di tampung menggunakan gelas ukur untuk mengetahui volume sampel. Selanjutnya, jumlah larva yang menetas di hitung.
Cara tersebut dilakukan pada lima tempat berbeda dan hasilnya di rata-rata.
Budi daya pakan alami pada pembenihan kerap terdiri atas kultur massal fitoplankton dan kultur rotifer.
1. Kultur pakan kerapu secara massal
Kultur massal fitoplankton dilakukan ditempat terbuka agar terkena sinar matahari untuk proses fotosintesis.
Kultur dilakukan pada bak beton dengan volume 4-30 ton. Bak di cuci dahulu dengan kaporit 100 ppm dan deterjen, lalu di bilas air tawar.
Bak yang telah di cuci dikeringkan minimal 1 hari,lalu di isi air laut menggunakan filter bag.
Sterlisasi laut menggunakan kaporit 10 ppm, lalu di aerasi kuat selama 24 jam, lalu di netralkan dengan tiosulfat 5 ppm.
Bibit awal diberikan 20-30% dari volume total. Salinitas sekitar 30-33 ppt, suhu air 28-30% derajat c, ph 7-8, dan cahay 10.000 lux.
Pupuk yang di gunakan adalah urea 50-60 ppm, za 30-40 ppm, tsp/sp-36 20-25 ppm,fecl3 1-5 ppm, dan EDITA 1-5 ppm.
Hasil kultur nannochloropsis sp. Langsung di panen bersamaan media kulturnya karena ukurannya mikroskopis sehingga akan menyulitkan jika di saring.
Fitoplankton dipanen berumur 6-7 hari dan ketika di panen sisa pupuk yang ada di media kultur harus hilang karena dapat membahayakan larva.
Panen dilakukan dengan pompa celup dan didistribusikan ke bak pembenihan dan bak rotifer.
Untuk pengangkutan jarak jauh, biasanya nannochloropsis sp. Di endapkan dahulu. Kultur nannochlopsis siap panen sebanyak 1 ton di beri naoh teknis sebanyak 75-100 ppm dan di aerasi kuat selama 2 jam.
Setelah itu, aerasi di matikan dan di tunggu 10-15 jam. Endapan di tandai dengan adanya larutan hijau alga di dasar wadah dan larutan bening di atasnya.
Larutan bening di buang dan akan didapatkan endapan nannochlopsis sekitar 25-30 liter.
Kultur massal rotifer sebagai Pakan Alami
Kultur massal rotifer dilakukan pada bak volume 4-10 m3. kultur dilakukan di ruang terbuka yang cukup cahaya matahari.
Secara umum, dikenal dua metode kultur rotifer, yaitu metode panen harian dan metode transfer.
Metode panen harian lebih praktis dan mudah, sedangkan metode transfer memerlukan banyak bak kultur. Namun, rotifer yang di hasilkan dari metode transfer lebih bersih.
A. Metode panen harian
Metode ini di awali dengan menumbuhkan fitoplankton pada bak kultur brachionus hingga kepadatan 3-4 juta sel/ml.
Setelah fitoplankton siap, bibit rotifer ditebar dengan kepadatan 40-50 individu/ml yang diperleh dari kultur semi massal.
Pemanenan brachionus skala massal dapat dilakukan setelah kepadatannya 150-200 individu/ml atau di tandai dengan media kultur yang bening karena fitoplankton telah habis dimakan brachionus.
Saat panen, rotifer dalam bak kultur tidak di habiskan, tetapi disisakan minimal 50% dari total volume sebagai bibit selanjutnya, setelah panen, bak kultur diisi kembali dengan fitoplankton hingga volume semula.
Pemanenan rotifer dilakukan dengan mengalirkan air pemeliharaan dengan bantuan selang spiral 1 inci dan ujung spiral diikatkan plankton net 200-400 pm.
Aliran air di tampung pada ember yang telah di di lubangi dindingnya. Panen rtifer dapat dilakukan setiap hari pada bak kultur yang sama.
Pada umumnya, metode panen harian dapat berlangsung hingga 3-4 minggu.
Hasil panen dapat langsung dimasukkan ke bak pemeliharaan larva atau di perkaya terlebih dahulu untuk meningkatkan nilai nutrisinya.
B. Metode transfer
Kultur brachionus dengan metode transfer umumnya dilakukan dengan bak berukuran maksimal 10 m3, tergantung kebutuhan harian larva. Persiapan kultur sama seperti metode panen harian.
Panen dilakukan setelah brachionus mencapai kepadatan 150-200 individu/ml.
Agar panen dapat dilakukan kontinu setiap hari, harus tersedia beberapa bak kultur.
2. Artemia salina
Artemia merupakan pakan alami yang berada dalam bentuk kista sehingga perlu dilakukan penetasan dahulu sebelum digunakan.
Kista artemia menetas dalam waktu 24-36 jam dan menjadi naupli dalam salinitas 30-35 ppt.
Inkubasi artemia dalam air laut sangat sederhana, tetapi saling memperhatikan beberapa faktor untuk dapat menghasilkan efesiensi penetasan maksimal.
Suhu efektif untuk penetasan artemia antara 25-30% derajat c. jika di bawah 25 derajat c, kista akan lambat menetas, sedangkan jika suhunya di atas 33 derajat c, metabolisme kista bisa terhenti.
Lengkap sudah beberapa teknik pembenihan ikan kerapu secara rinci dan lengkap dari awal pemijahan hingga pemanenan larva. Semoga bermanfaat.
Untuk kerapu, segmen pembenihannya merupakan usaha yang menguntungkan karena selalu adanya peningkatan permintaan dari tahun ke tahun, baik dari dalam dan luar negeri.
Selain itu, usaha ini bisa dilakukan pada skalarumah tangga maupun industri.
Berikut tahapan sebelum melakukan pembenihan ikan kerapu yang sesuai dengan pengalaman para petani ternak ikan.
Pembeniahan Ikan Kerapu
Pembenihan Ikan Kerapu - MEMILIH LOKASI
Pemilihan lokasi sangat penting dalam pembenihan. Kesalahn dalam pembenihan lokasi akan menyebabkan kesulitan proses produksi.
Ada beberapa persyaratan lokasi untuk pembenihan ikan kerapu yang harus diperhatikan, baik teknis maupun nonteknis.
Baca juga:
Jenis ikan Kpau yang Umum di pelihara
Habitat Ikan Kerapu
Teknik Budidaya ikan kerapu cepat Besar
Pembenihan Ikan Kerapu - FAKTOR TEKNIS
Ada beberapa faktor teknis yang harus dikondisikan sesuai dengan karakteristik kerapu.
Pertama, letak unit pembenihan yang akan di bangun sebaiknya berada di tepi pantai untuk memudahkan perolehan sumber air laut.
Pantai tidak boleh terlalu landai dan kondisi dasar laut sebaiknya tidak berlumpur. Lokasi juga harus mudah di jangkau untuk memperlancar transportasi.
Lokasi pembenihan bisa saja agak jauh dari pantai, tetapi bisa menambah biaya produsi karena air harus langsung diambil dari laut.
Kedua adalah sumber air. Sumber air yang digunakan harus memenuhi syarat standar pembenihan kerapu.
Selain sirkulasinya harus baik, kriteria lain menjadi syarat sumber air sebagai berikut.
- Air laut harus bersih, tidak tercemar, salinitas 28-35 ppt, dan suhu 30-31 derajat c.
- Air laut dapat dipompa minimal 20 jam per hari.
- Tersedia sumber air tawar dengan salinitas maksimal 5 ppt.
- Air memiliki ph 7,8-8,3 dan kandungan oksigen 5 ppm.
- Sumber air tidak tercemar bahan kimia berbahaya. Kandungan nitrit 1 ppm, nitrit 150 ppm, dan amoniak 0,01 ppm.
Setelah itu, sebaiknya lokasi pembenihan kerapu harus dekat dengan lokasi untuk mendapatkan induknya.
Dengan demikian, kualitasnya akan lebih terjamin. Induk yang jauh lokasinya akan membutuhkan transportasi yang rumit dan biaya yang tidak sedikit.
Pembenihan Ikan Kerapu - FAKTOR NON TEKNIS
Faktor non teknis merupakan komponen yang juga harus di perhatikan. Jika tidak dipenuhi, faktor non teknis juga menjadi kendala.
Sarana transportasi Pembenihan
Sarana transportasi sangat menunjang dalam usaha pembenihan, terutama yang letaknya jauh dari pemungkiman.
Sarana transportasi dapat di gunakan untuk mengangkut barang, benih, dan pakan.
Sumber listrik Pembenihan
Sumber listrik sangat di butuhkan untuk keperluan pembenihan. Beberapa diantaranya untuk memompa air, blower oksigen, penghangat air, dan penerangan.
Bahkan, kultur pakan alami juga membutuhkan lampu untuk mendukung kehidupannya.Sumber listrik di butuhkan selama 24 jam.
Keamanan Pembenihan
Faktor keamanan harus diperhatikan karena biasanya benih kerapu bisa saja di ambil orang atau hewan liar. Untuk itu, pastikan lokasi pembenihan aman dari keduanya.
Sesuai peruntukan
Usaha pembenihan harus memiliki izin usaha, apalagi yang sudah di buat permanen.
Perizinan lokasi sesuai dengan rencana umum tata ruang daerah/wilayah.
Dengan demikian, tidak ada masalah yang berhubungan dengan perizinan dikemudian hari.
Pembenihan Ikan Kerapu - DESAIN DAN TATA LETAK
Desain dan tata letak untuk pembenihan harus dilakukan sebaik mungkin. Mula dari fungsi desain, tata letak, skala produksi, sampai sarana dan prasarana harus di persiapkan dengan baik.
1. fungsi desain dan tata letak
Desain dan tata letak unit pembenihan adalah penataa ruangan dan lay out. Dengan demikian, aktivitas dalam proses produksi dapat berjalan lancardan untuk mencegah adanya kontaminasi silang.
Efisiensi waktu dan tenaga kerja serta efektivitas penggunaan sarana dan prasarana pembenihan harus menjadi pertimbangan dalam membangun sebuah hatchery pembenihan.
2. Skala produksi
Pembenihan kerapu dibedakan menjadi dua bagian, yaitu pembenihan skala lengkap dan skala rumah tangga. Perbedaan keduanya terletak pada kelengkapan fasilitas yang dimiliki.
Pembenihan kerapu skala lengkap harus terdapat fasilitas pemeliharaan larva, pakan alami, pemeliharaan induk dan laboratorium.
Sementara itu, pembenihan kerapu skala rumah tangga di awali dari penetasan telur tanpa adanya pemijahan induk.
Selain itu, kegiatan kultur pakan alami dilakukan pada skala massal tanpa adanya kultur murni dalam laboratorium maupun intermediet seperti halnya pada pembenihan skala lengkap.
3. Sarana dan prasarana
Pembenihan kerapu tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana.
Kemudahan transportasi serta ketersediaan bahan dan peralatan untuk kegiatan pembenihan harus mudah, murah, dan cepat didapat.
a. Fasilitas utama
Fasilitas utama pada pembenihan kerapu terdiri atas berbagai wadah dan peralatan antara lain sebagai berikut.
- WADAH PEMELIHARAAN LARVA
Digunakan untuk memelihara larva setelah telur kerapu menetas. Bentuk bak pemeliharaan larva bisa bulat, segi empat, dan semi oval dengan daya tampung sekitar 10 m3.
Dengan volume sebesar itu, manajemen perawatan, aerasi, pencahayaan, dan pengelolaan air harus dilakukan dengan baik.
Untuk bak segi empat, disarankan untuk setiap sudutnya di buat melengkung supaya benih tidak terkumpul pada sudut tersebut dan sirkulasi air dapat berjalan dengan baik.
Bak larva sebaiknya ditempatkan didalam ruangan untuk menghindari fluktuasi suhu dan air terjun.
Bak dapat di tutup plastik untuk mempertahankan suhu agar tetap ideal, terutama pada malam hari.
- WADAH KULTUR PAKAN ALAMI Ikan Kerapu
Merupakan tempat memperbanyak pakan alami. Pakan alami yang diperlukan antara lain rtifera, artemia, dan fitoplankton.
- KETERSEDIAAN AIR LAUT Ikan Kerapu
Harus dalam keadaan bersih sehingga mendukung pembenihan. Air laut di pompa dengan membuat sumur pompa di dalam laut atau dengan menanam pipa di dasar laut.
- AIR TAWAR
Digunakan untuk menjaga keseimbangan salinitas pada bak dan bak kultur pakan alami. Fluktuasi air laut yang tidak pasti membuat air tawar di butuhkan.
- SISTEM FITRASI DAN TANDON AIR
Diperlukan untuk menyaring air, terutama pada bak tandon. Bak tandon akan diisi air yang berasal dari laut sehingga perlu di filtrasi sebelum masuk ke dalam bak.
Dengan memiliki bak tandn, tenaga listrik bisa lebih hemat, terutama ketika mati listrik.
- SISTEM AERASI
Sebagai suplai oksigen untuk ikan. Salah satu sarana yang sering digunakan adalah blower. Benih atau larva kerapu membutuhkan kandungan oksigen yang baik.
Selain itu, dengan populasi yang banyak, tentu saja ikan membutuhkan oksigen yang juga lebih banyak.
- BAK PENAMPUNG TELUR
Letaknya bersebelahan dengan bak induk, tepatnya pada saluran pembuangan air permukaan bak induk. Bak penampungan telur akan menerima limpasan air dari bak induk.
Bila telur yang di buahi melayang, dengan adanya aliran air terus menerus pada bak induk, air limpasan yang membawa telur akan mengalir masuk ke bak penampungan telur.
Fasilitas pendukung
Selain fasilitas utama, diperlukan fasilitas pendukung kerapu listrik, gudang, mess karyawan, dan rumah genset.
Fungsi fasilitas pendukung untuk memperlancar kegiatan pembenihan kerapu.
Pembenihan Ikan Kerapu - PENGELOLAAN INDUK
Induk kerapu harus di perlakukan dengan baik dan jangan sampai mengalami stres, misalnya karena terlalu padat atau gangguan dari luar induk yang stres akan berpengaruh pada pemijahan dan hasilnya.
1. Sifat induk Ikan kerapu
Induk kerapu bersifat hermaprodit protogini, yaitu perpindahan dari jenis kelamin betina perlahan-lahan gonadnya berubah menjadi jantan secara parsial.
Fekunditas kerapu macan sekitar 400.000 butir peer kg induk betina dengan laju penetasan atau HR 70%.
2. MEMBEDAKAN INDUK Ikan Kerapu
Untuk menentukan jenis kelamin kerapu jantan dan betina memakai metode kanulasi yang mampu mengisap telur atau sperma atau dengan metode stripping.
Jadi, bila bagian perut di urut, kerapu betina akan mengeluarkan telur, sedangkan jantan akan mengeluarkan sperma.
3. Asal induk Ikan Kerapu
Induk yang digunakan dalam pembenihan harus berkualitas, baik itu berasal dari tangkapan alam atau hasil budidaya. Induk yang berasal dari budidaya harus di buat induk pokok.
Induk ikan keturunan pertama dari induk dasar harus memenuhi standar mutu kelas induk pokok. Induk dasar merupakan induk keturunan pertama dari induk penjenis yang memenuhi standar mutu kelas induk dasar.
Induk penjenis adalah induk ikan yang dihasilkan di bawah pengawasan instalasi pemerintah.
4. Bak induk Ikan Kerapu
Bak induk kerapu biasanya memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai tempat pemeliharaan dan pemijahan.
Untuk kedua fungsi tersebut di gunakan dua sistem pembuangan air, yaitu pembuangan air melalui air permukaan biasanya di lakukan pada malam hari sekaligus kegiatan pengumpulan telur kerapu.
Hal itu karena pemijahan kerapu alami terjadi pada malam hari dan telurnya bersifat terapung pada permukaan air.
Sebelum digunakan, bak induk harus disterilisasi dengan kaporit 100-150 ppm dan di biarkan selama 1-2 hari.
Bilas bak tersebut dengan air tawar, lalu dikeringkan. Selanjutnya, isi bak dengan air laut bersih pengisian air dilakukan sekitar setengah volume bak induk.
5. Pakan Ikan Kerapu
Pakan untuk induk kerapu di berikan sekitar 3% dari berat tubuhnya sehari sekali, yaitu pada pagi hari sebelum pergantian air.
Pakan di berikan dalam bentuk segar berupa ikan rucah, seperti belanak, sardin, dan cumi-cumi.
Cumi-cumi di berikan dengan tujuan membantu proses pematangan gonad dan meningkatkan kualitas telur kerapu.
Vitamin perlu di berikan pada induk kerapu dengan tujuan menjaga kesehatan induk, mempercepat kematangan gonad, dan meningkatkan kualitas telur. Vitamin yang biasanya di berikan adalah vitamin B, C, E.
6. Pengaturan air Ikan Kerapu
Untuk menjaga kualitas air bak pemeliharaan induk kerapu, dilakukan pergantian air sampai 200-300% perhari.
Pada pagi hari, air diturunkan dan dipertahankan ketinggiannya sekitar 50% dari volume bak untuk tujuan manipulasi lingkungan.
Pada sore hari, air kembali di naikkan sampai penuh dan air permukaan disirkulasi sehingga mendukung proses pemijahan alami.
Pembenihan Ikan Kerapu - TEKNIK PEMIJAHAN Ikan Kerapu
Induk yang sudah matang gonad biasanya menunjukkan ciri-ciri yang menonjol, baik dari fisik maupun tingkah lakunya.
Induk betina matang gonad perutnya lebih buncit dan pada awal pemijahan biasanya mengalami penurunan nafsu makan. Pemijahan kerapu dapat berlangsung secara alami maupun buatan.
Pembenihan Ikan Kerapu - Pemijahan alami
Pemijahan alami terjadi bila induk betina mengeluarkan telur secara alami tanpa bantuan manusia. Pemijahan secara massal atau berkelompok lebih memberikan hasil dari pada 1 jantan dengan 1 betina.
Untuk melakukan pemijahan dengan manipulasi lingkungan, air harus selalu di ganti sebanyak 100%.
Perbandingan jantan dan betina bisa 1:1 atau 1:2 dengan kepadatan induk tidak lebih 5 kg/m3.
Pada pemijahan alami, induk kerapu di masukkan ke dalam bak induk kemudian, di dalam bak di beri kejutan dengan teknik penjemuran dan mengalirkan air.
Metode penjemuran dilakukan dengan menurunkan permukaan air pada siang hingga sore hari sampai ketinggian air di bak tersisa 40-50 cm.
Selanjutnya, air di alirkan sepanjang malam sampai memenuhi bak. Perlakuan seperti itu dilakukan setiap hari untuk memacu hormon pemijahan yang merangsang pematangan gonad.
Perubahan suhu 2-5 derajat c sangat berpengaruh pada proses pemijahan.
Suhu yang di terima kulit ikan akan diteruskan ke otak, yaitu kelenjer hipotalamus dan condo spinalis yang akan menghasilkan hormon gnrh dan lhrh.
Selanjutnya, hormon tersebut akan merangsang kalenjer pituitarisebagai penghasil hormon hcg, lalu hormon tersebut akan merangsang kelamin untuk berproduksi.
Pemijahan akan terjadi setelah perubahan suhu dilakukan terus menerus. Waktu pemijahan biasanya terjadi antara pukul 20.00-05.00.
Setelah terjadi pemijahan, pemanenan telur dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan egg cllector yang dipasang pada saluran pembuangan air permukaan bak induk.
Pembenihan Ikan Kerapu - Pemijahan rangsangan hormon
Pemijahan juga bisa dilakukan melalui metode rangsangan hormon. Namun setelah di beri hormon, induk dibiarkan memijah secara alami.
Perangsangan hormon memang di butuhkan keterampilan yang lebih karena harus dilakukan dengan benar.
Ikan kerapu yang di berikan rangsangan hormon dapat memudahkan persiapan dan menentukan jadwal pemijahan.
Pembenihan Ikan Kerapu - Pemijahan buatan
Pemijahan buatan terjadi karena pertemuan antara laut dan sperma dilakukan dengan bantuan manusia.
Langkah awal telur pemijahan ini adalah dengan menyeleksi induk jantan dan betina.
Untuk mempermudah induk dapat di bius terlebih dahulu. Seleksi pada induk betina dapat dilakukan dengan bantuan selang kanulasi atau kateter berdiameter 1 mm di masukkan ke dalam lubang genital sedalam 5-10 cm, selanjutnya telur di hisap.
Kemudian, selang kanulasi di cabut secara perlahan. Selanjutnya, seleksi induk jantan dapat dilakukan dengan cara mengurut bagian perutnya ke arah kelamin.
Pembenihan Ikan Kerapu - SELEKSI TELUR
Telur yang telah di panen dapat dipindahkan ke dalam bak atau bak fiber transparan yang telah diisi air laut bersih.
Telur dipisahkan dari kotoran dengan menggunakan sering bermata jaring 1 mm sehingga kotoran akan tersaring pada saringan tersebut.
Di dalam media tersebut akan terdapat telur di permukaan, melayang, dan tenggelam.
Telur di permukaan adalah telur yang terbuahi sempurna, telur yang melayang adalah telur yang kurang sempurna di buahi dan telur yang tenggelam adalah telur yang tidak di buahi.
Sebaiknya, gunakan telur yang hanya ada di permukaan, yaitu yang terbuahi sempurna.
Telur yang melayang dan tenggelam di buang. Selanjutnya, telur dapat di hitung dengan metode volumetrik.
- telur yang dipanen dimasukkan ke dalam bak liter
- ambil contoh sekitar 50-100 ml sebanyak 5 kali.
- hitung jumlah telur dari setiap pengambilan contoh
- jumlah kan telur dari semua contoh dan di bagi jumlah contoh.
- jumlah kepadatan rata-rata per ml diketahui.
- perkiraan jumlah telur di hitung berdasarkan kepadatan rata-rata dari contoh.
Sebelum dimasukkan ke dalam bak pemeliharaan larva, telur dapat di rendam dalam air laut yang mengandung larutan iodin 20 ppm.
Larutan tersebut berguna untuk membunuh bakteri. Selain itu, perendaman tersebut juga berguna untuk seleksi telur karena setelah di rendam telur yang lemah akan mati dan mengendap.
- gunakan tanki volume 20 liter, masukkan air laut 10 liter berikut telur.
- siapkan larutan berupa campuran 10 liter air laut dengan 60 ml larutan iodin.
- masukkan larutan ke dalam tanki dengan aerasi kuat.
- biarkan selama 15 menit dengan aerasi kuat.
- pindahkan telur ke dalam bak inkubasi yang dilengkapi aerasi lemah dan air mengalir. Kepadatan telur dalam bak inkubasi sebaiknya tidak lebih dari 10 butir/ml.
Pembenihan Ikan Kerapu - PEMELIHARAAN LARVA
Pemeliharaan larva kerapu dilakukan setelah pemanenan telur. Pada tahap pemeliharaan larva inilah biasanya banyak terjadi kerawanan karena banyak terjadi kematian.
Sebelumnya, wadahnya harus dipersiapkan terlebih dahulu.
Persiapan bak
Berikut tahap-tahap persiapan bak untuk larva.
- bak yang di gunakan biasanya terbuat dari beton dengan sudut bak tumpul atau bisa juga menggunakan bak fiber. Ukuran bak ideal minimal 10-12,5 m3. sebelum digunakan, bak disterilkan dengan kaporit 100 ppm, lalu di biarkan selama 2 hari.
Setelah itu, bak di cuci dengan detergen dan dibilas air tawar sampai bau kaporit benar-benar hilang.
- pemasangan batu aerasi dilakukan dengan mengatur jarak antar aerasi 0,5-1m, sedangkan dari dasar bak sekitar 10 cm.
- air laut yang di gunakan untuk pemeliharaan harus di filter menggunakan saringan mekanik yang terdiri atas ijuk, pasir kuarsa, batu karang, dan batok kelapa.
- pengisian air ke bak sebaiknya melalui tandon terlebih dahulu, lalu di-treatment dengan desinfektan dan dinetralkan, kemudian didistribusikan ke setiap bak pembenihan.
Pada masing-masing bak pemasukan air laut harus dipasang filter bag untuk menjaga agar air laut untuk pembenihan tetap jernih dan steril.
Pembenihan Ikan Kerapu - Penebaran telur
Telur yang sudah terseleksi di tebar dengan kepadatan 10-15 butir/liter. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut.
- besarnya gelembung aerasi di atur dalam kondisi sedang.
- pada saat telur ditebar terhitung DO.
- setelah di tebar, bak di tutup plastik untuk mempertahankan suhu air sekitar 32 derajat c.
- pengaturan cahay di ruang pembenihan dapat di atasi dengan atap fiber yang di kombinasi dengan asbes.
Jadi, pada musim hujan area pembenihan tetap terasa hangat. Ketika musim kemarau, atapnya dapat di pasang paranet/orchid net agar cahay yang masuk tidak terlalu terik.
Penetasan telur Ikan kerapu
Keeskan harinya atau pada D1, larva akan menetas dan terlihat meyebar di bak. Pada saat itu, dilakukan sampling perhitungan persentase besarnya telur yang menetas. Caranya sebagai berikut.
Sampling dengan pipa pvc diameter 1,5-2 inci panjang 1-1,5 m di masukkan ke dalam media.
Bagian atasnya di tutup plastik, lalu air didalam pipa pvc di tampung menggunakan gelas ukur untuk mengetahui volume sampel. Selanjutnya, jumlah larva yang menetas di hitung.
Cara tersebut dilakukan pada lima tempat berbeda dan hasilnya di rata-rata.
Pembenihan Ikan Kerapu - KULTUR PAKAN ALAMI
Budi daya pakan alami pada pembenihan kerap terdiri atas kultur massal fitoplankton dan kultur rotifer.
1. Kultur pakan kerapu secara massal
Kultur massal fitoplankton dilakukan ditempat terbuka agar terkena sinar matahari untuk proses fotosintesis.
Kultur dilakukan pada bak beton dengan volume 4-30 ton. Bak di cuci dahulu dengan kaporit 100 ppm dan deterjen, lalu di bilas air tawar.
Bak yang telah di cuci dikeringkan minimal 1 hari,lalu di isi air laut menggunakan filter bag.
Sterlisasi laut menggunakan kaporit 10 ppm, lalu di aerasi kuat selama 24 jam, lalu di netralkan dengan tiosulfat 5 ppm.
Bibit awal diberikan 20-30% dari volume total. Salinitas sekitar 30-33 ppt, suhu air 28-30% derajat c, ph 7-8, dan cahay 10.000 lux.
Pupuk yang di gunakan adalah urea 50-60 ppm, za 30-40 ppm, tsp/sp-36 20-25 ppm,fecl3 1-5 ppm, dan EDITA 1-5 ppm.
Hasil kultur nannochloropsis sp. Langsung di panen bersamaan media kulturnya karena ukurannya mikroskopis sehingga akan menyulitkan jika di saring.
Fitoplankton dipanen berumur 6-7 hari dan ketika di panen sisa pupuk yang ada di media kultur harus hilang karena dapat membahayakan larva.
Panen dilakukan dengan pompa celup dan didistribusikan ke bak pembenihan dan bak rotifer.
Untuk pengangkutan jarak jauh, biasanya nannochloropsis sp. Di endapkan dahulu. Kultur nannochlopsis siap panen sebanyak 1 ton di beri naoh teknis sebanyak 75-100 ppm dan di aerasi kuat selama 2 jam.
Setelah itu, aerasi di matikan dan di tunggu 10-15 jam. Endapan di tandai dengan adanya larutan hijau alga di dasar wadah dan larutan bening di atasnya.
Larutan bening di buang dan akan didapatkan endapan nannochlopsis sekitar 25-30 liter.
Kultur massal rotifer sebagai Pakan Alami
Kultur massal rotifer dilakukan pada bak volume 4-10 m3. kultur dilakukan di ruang terbuka yang cukup cahaya matahari.
Secara umum, dikenal dua metode kultur rotifer, yaitu metode panen harian dan metode transfer.
Metode panen harian lebih praktis dan mudah, sedangkan metode transfer memerlukan banyak bak kultur. Namun, rotifer yang di hasilkan dari metode transfer lebih bersih.
A. Metode panen harian
Metode ini di awali dengan menumbuhkan fitoplankton pada bak kultur brachionus hingga kepadatan 3-4 juta sel/ml.
Setelah fitoplankton siap, bibit rotifer ditebar dengan kepadatan 40-50 individu/ml yang diperleh dari kultur semi massal.
Pemanenan brachionus skala massal dapat dilakukan setelah kepadatannya 150-200 individu/ml atau di tandai dengan media kultur yang bening karena fitoplankton telah habis dimakan brachionus.
Saat panen, rotifer dalam bak kultur tidak di habiskan, tetapi disisakan minimal 50% dari total volume sebagai bibit selanjutnya, setelah panen, bak kultur diisi kembali dengan fitoplankton hingga volume semula.
Pemanenan rotifer dilakukan dengan mengalirkan air pemeliharaan dengan bantuan selang spiral 1 inci dan ujung spiral diikatkan plankton net 200-400 pm.
Aliran air di tampung pada ember yang telah di di lubangi dindingnya. Panen rtifer dapat dilakukan setiap hari pada bak kultur yang sama.
Pada umumnya, metode panen harian dapat berlangsung hingga 3-4 minggu.
Hasil panen dapat langsung dimasukkan ke bak pemeliharaan larva atau di perkaya terlebih dahulu untuk meningkatkan nilai nutrisinya.
B. Metode transfer
Kultur brachionus dengan metode transfer umumnya dilakukan dengan bak berukuran maksimal 10 m3, tergantung kebutuhan harian larva. Persiapan kultur sama seperti metode panen harian.
Panen dilakukan setelah brachionus mencapai kepadatan 150-200 individu/ml.
Agar panen dapat dilakukan kontinu setiap hari, harus tersedia beberapa bak kultur.
2. Artemia salina
Artemia merupakan pakan alami yang berada dalam bentuk kista sehingga perlu dilakukan penetasan dahulu sebelum digunakan.
Kista artemia menetas dalam waktu 24-36 jam dan menjadi naupli dalam salinitas 30-35 ppt.
Inkubasi artemia dalam air laut sangat sederhana, tetapi saling memperhatikan beberapa faktor untuk dapat menghasilkan efesiensi penetasan maksimal.
Suhu efektif untuk penetasan artemia antara 25-30% derajat c. jika di bawah 25 derajat c, kista akan lambat menetas, sedangkan jika suhunya di atas 33 derajat c, metabolisme kista bisa terhenti.
Lengkap sudah beberapa teknik pembenihan ikan kerapu secara rinci dan lengkap dari awal pemijahan hingga pemanenan larva. Semoga bermanfaat.
Cara Pembenihan Ikan Kerapu Macan yang Berhasil
Reviewed by Bandeng Olahan
on
13:01
Rating:
No comments: